Memahami POV (point of view) atau sudut pandang

Setiap kita membaca sebuah tulisan, entah itu novel, cerpen, majalah atau komik sekalipun, kita pasti akan menemui unsur bacaan yang disebut sudut pandang. Sudut pandang adalah satu diantara unsur-unsur intrinsik dalam sebuah tulisan. Sudut pandang secara singkat dapat diartikan sebagai posisi atau penempatan penulis didalam cerita. Dalam konteks ini, pada saat tulisan tersebut dibaca maka peran penulis digantikan sebagai pembaca, berarti sudut pandang sebagai posisi pembaca didalam tulisan/cerita.

Sudut pandang secara garis besar dibagi menjadi 2 :

1. Sudut pandang orang pertama

2. Sudut pandang orang ketiga

(Apakah ada sudut pandang orang kedua? Bab ini akan dibahas setelah penjelasan kedua sudut pandang tersebut)

Sudut pandang orang pertama

Adalah keadaan seolah-olah penulis/pembaca menjadi tokoh utama didalam cerita, biasanya digunakan subjek “Aku, saya, diriku” dsb.

contoh : aku merasakan sesuatu yang hangat menerpa kulitku. Perlahan aku membuka sedikit-demi sedikit mataku. ‘Sudah siang’ batinku. Kutarik lagi selimut hangat ku untuk menutupi silau mentari yang telah mengusik tidurku…

Salah satu contoh diatas dikhususkan untuk sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama. Ada kalanya si pelaku utama tersebut menceritakan orang lain dalam hal ini sudut pandang tetap pada pelaku utama.

contoh : Aku terus mengikutinya berjalan tanpa sepengetahuannya. Atau mungkin dia tahu aku mengikutinya dan membiarkan begitu saja, aku tidak tahu. Tiba – tiba ia berhenti tanpa alasan yang jelas. Seketika aku panik harus bersembunyi dimana? Aku terlihat seperti orang bodoh, tapi aku hanya ingin tahu kemana arah tujuannya. Mau kemana dia.

Ada pula jenis penggunaan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan. Artinya, keadaan seolah-olah penulis/pembaca sebagai yang bercerita namun posisinya dalam cerita tidak sebagai pelaku utama.

contoh : Aku iri pada Angga, dia sahabatku, sekaligus orang yang kuanggap rival. Ia selalu lebih dilihat dari pada aku. Terkadang aku merasa benci dengannya, tapi ia juga selalu membantuku dalam segala hal. Terlebih kemarin, saat pentas seni. Aku melihatnya bersama Anita, gadis yang kusukai. Aku tak tahu harus mengalah lagi atau tidak. Aku menginginkan Anita, aku rasa dia juga mempunyai perasaan yang sama. Aku tidak menyalahkannya menyukai Anita, karena akupun tak pernah bercerita padanya bahwa aku menyukai Anita. Tapi mengapa setiap hal yang kusukai selalu saja ia sukai juga?

Sudut pandang orang ketiga

Adalah keadaan seolah-olah penulis/pembaca menjadi orang yang sedang menceritakan tokoh utama dalam tulisan/cerita.

Ada banyak variasi dalam menggunakan sudut pandang orang ketiga diantaranya

1. Sudut pandang orang ketiga diluar cerita serba tahu

2. Sudut pandang orang ketiga terbatas

Sudut pandang orang ketiga diluar cerita serba tahu adalah keadaan seolah-olah pelaku mengetahui semua yang dilakukan oleh semua tokoh dalam cerita, tetapi ia tidak terlibat dalam cerita.

contoh : Sore itu cukup kelam, nampaknya hujan akan segera mengguyur kota kecil yang tak dapat dipastikan keberadaan penghuninya tersebut. Angin pun terus bertiup dengan kencang menemani kegundahan hati seorang pemuda yang berjalan beriringan dengannya. Pemuda itu terlihat kusut dibalut dengan seragam putih-abu-abu nya yang penuh noda dan darah, tertulis sebuah tanda pengenal pada dada bidangnya, Angga Prasetya. Ia tidak tahu harus pergi kemana, karena memang ia tidak mengenal tempat dimana ia berada sekarang. Beberapa puluh meter setelah ia berjalan ia melihat sesosok manusia yang entah iapun tidak tahu siapa.

“Hey” teriaknya dari kejauhan. Namun yang ia dapat hanya kebisuan. Ia mempercepat langkahnya untuk menghampiri sosok itu. Namun ternyata sosok itu hanyalah sebuah patung tak bernyawa.

Penjelasan : pencerita dapat mengatakan apa yang sosok Angga pikirkan, itulah yang saya mahsud dengan serba tahu dan dalam penggalan cerita diatas pencerita tidak termasuk dalam tokoh.

Kebalikannya, sudut pandang orang ketiga terbatas hanya dapat menceritakan tokoh-tokohnya secara objektif (hal-hal yang dilakukan tokoh) tidak dapat mengetahui pikiran dan apa yang dirasakan tokoh.

Selanjutnya, adakah sudut pandang orang kedua?

Mungkin anda akan berpikir kalo penggunaan cara bercerita dengan menggunakan subjek “Engkau, Kamu” maka berarti itu memiliki sudut pandang orang kedua. Tapi aslinya tidak demikian. Coba cermati dan pahami penggalan cerita di bawah :

Kau terduduk lesu di sudut kamarmu, Kau menangis. Kau tahu hatimu tidak menginginkan hal ini, tapi kau tetap harus menjalaninya. Menjalani hari-hari yang menurutmu seperti neraka. Padahal kau yakin kau tidak bersalah. Kau terlalu lemah bahkan untuk mengatakan tidak kaupun tidak bisa.

Hm, bagaimana bisa menyimpulkan ini termasuk sudut pandang siapa? Di sini pencerita menceritakan keadaan tokoh “Kau” dan pencerita tidak termasuk dalam cerita. Penggalan cerita diatas menggunakan sudut pandang orang ketiga diluar cerita. Namun akan berbeda jika si pencerita menyertakan dirinya dalam cerita, maka sudut pandang yang digunakan menjadi sudut pandang orang pertama.

contoh : Aku melihat kau terduduk lesu di sudut kamarmu, Kau menangis. Kau tahu hatimu tidak menginginkan hal ini, tapi kau tetap harus menjalaninya. Menjalani hari-hari yang menurutmu seperti neraka. Padahal kau yakin kau tidak bersalah. Aku pun yakin kau tidak bersalah. Kau terlalu lemah bahkan untuk mengatakan tidak kaupun tidak bisa. Tapi, kenyataannya akulah yang lebih lemah, aku tak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa melihatmu menderita.

.

Hm, sekian yang dapat saya pahami tentang sudut pandang. Alasan kenapa saya tertarik menulis ini, karena beberapa waktu yang lalu saya dan teman saya yang hobi buat cerpen berdebat tentang ada tidaknya sudut pandang kedua. Saya mendiskusikan hal ini terlebih dahulu dengan Guru Bahasa Indonesia saya dahulu sebelum saya posting. Menurut beliau juga sudut pandang orang kedua itu tidak ada.

Terimakasih untuk Pak Suwardi (guru saya) atas bantuannya.

Hahh…selesai..

Salam cerdas

Penulis, Iin

About Lin

SG | ID | Illustrator | Beauty Blogger | Skincare anthusiast

Posted on 13 January 2012, in Bahasa and tagged . Bookmark the permalink. 49 Comments.

  1. Apa setiap cerita pasti menggunakan sudut pandang orang pertama?

  2. Halo kak, mau tanya nih.Kalau di cerita fantasi itu sudut pandangnya gimana ya, saya masih bingung

  3. Bermanfaat banget, dari dulu ga mudeng mudeng sama sudut pandang, sekarang jadi ngerti. makasih artikelnya🙌

  4. Apakah sama sudut pandang orang ketiga pelaku utama dengan sudut lipandang orang ketiga serba tahu??saya bingung..

  5. Jikalau kita memakai sudut pandang orang ketiga diluar serba tahu dan pelaku utama .. Namun kita juga memakai sudut pandang orang pertama sekali-kali untuk menjelaskan alur yang pembaca tidak tahu itu bagaimana? Misal : usai Rafael ke kediaman Icha, Rafael pun termenung memikirkan apa yang akan terjadi nanti. (Rafael PoV : 4 tahun lalu seletah aku bertemu dengannya, aku mendapat sebuah penglihatan gaib yang menyatakan akan terjadi kecelakan besar pada hari yang tak ku ketahui.. Dan kini aku mendapat penglihatan itu lagi, hari itu segera terjadi dipenglihatanku).. Bagaimana dengan sudut sudut yang ini? Apa ini dilarang?…. Sudut pandang orang kedua memang tidak ada, namun tak sedikit yang menarik sudut pandang itu untuk hiburan semata oleh para pengguna sosial media, mereka menyebut sudut pandang itu sebagai DH (dream high). Sebuah alur yang tak memakai sudut pandang orang pertama atau pun orang ketiga pelaku utama.. 🙂

  6. Kalo misal nya begini . “aku sudah menduga. Kau menyembunyikan kenyataan. Sekarang, cepat katakan yang sebenarnya…
    Nah.. Itu sudut pandangnya apa ya?

    • kalo itu kalimat langsung mas, bisa lebih lengkap? soalnya susah, dan bisa dikatakan tidak bisa menentukan sudut pandang hanya dengan melihat kalimat langsung aja, kalo gitu cuman ada satu opsi. orang pertama.

  7. ijin copy. bagus banget 🙂

  8. pusing mikirin bahasa Indonesia, terlalu banyak argumen. Setahu saya kalau yang dinamakan argumen/opini/pendapat belum tentu benar adanya. Jadi, bagi teman-teman, hati-hati dalam menelaah pengetahuan atau pembelajaran apapun dari internet selama itu masih berbau argumen. Salut dan terimakasih buat penulis telah berbagi, tapi tolong disertai dengan data/ sumber yang terpercaya , jangan terlalu banyak berargumen.

  9. Wah bagus nih artikelnya, aku bookmark yaa.. Terimakasih 🙂

  10. saya mau tanya, kalau dalam satu novel menggunakan sudut pandang campuran itu bagaimana ya? jadi dalam satu novel menceritakan lewat sudut pandang orang pertama yaitu tokoh “aku” dan pada bab lain menceritakan lewat sudut pandang orang ketiga mahatahu. tidakkah itu membuat menjadi rancu?

    • saya rasa tidak masalah, justru lebih menguatkan gereget dalam ceritanya, terkadang penulis tak bisa mengungkapkan hal tersirat dalam novelnya langsung lewat pov pertamanya jadi alternativenya dengan menggunakan sudutpandang lain.

      Kalo untuk kerancuannya, berarti si penulis ingin anda berpikir lebih banyak. Dan saya rasa disitulah asiknya baca novel. Semoga terjawab ya 🙂

  11. Nabila Annisa Putri

    emmm,, kak!! caranya memahami sudut pandang itu gimana kak cara mudahnya? pliisss dibalas ya kak,, soalnya penting ni kak.. ada pr!! trims 🙂

  12. Nah, dlm memilih sudut pandang org prtama atau ketiga, apa saja ya yg hrs dipertimbangkan?

    • dari penulisan, atau penjabaran cerita, keduanya sangat berbeda jika dirasakan.

  13. “Apakah ada sudut pandang orang kedua?”

    Dalam sastra Indonesia, sudut pandang orang kedua memang tidak tercantum dalam teori, tapi dalam dunia sastra secara global, sudut pandang orang kedua (second-person narrative/point of view) cukup umum ditemui–dalam fiksi maupun non-fiksi. Contoh umum, gaya narasi dengan menggunakan sudut pandang orang kedua sering digunakan dalam penulisan artikel how-to, tutorial, resep masakan hingga iklan. Dalam lirik lagu, When You Loves Someone (Brian Adams) bisa dijadikan referensi.

    Pemakaian dalam penulisan novel memang cukup jarang dan sulit diterapkan, namun novel best-seller Bright Light, Big City (Jay McInerney, 1984) merupakan rujukan yang tepat sebagai contoh novel yang berhasil menerapkan sudut pandang orang kedua secara sempurna.

    Jadi, apakah ada sudut pandang orang kedua? YA! Ada dan diakui.

    • “Kau terduduk lesu di sudut kamarmu, Kau menangis. Kau tahu hatimu tidak menginginkan hal ini, tapi kau tetap harus menjalaninya. Menjalani hari-hari yang menurutmu seperti neraka. Padahal kau yakin kau tidak bersalah. Kau terlalu lemah bahkan untuk mengatakan tidak kaupun tidak bisa.

      Hm, bagaimana bisa menyimpulkan ini termasuk sudut pandang siapa? Di sini pencerita menceritakan keadaan tokoh “Kau” dan pencerita tidak termasuk dalam cerita. Penggalan cerita diatas menggunakan sudut pandang orang ketiga diluar cerita.”

      Sekedar tambahan, mengkategorikan contoh di atas sebagai sudut pandang orang ketiga adalah kurang tepat. Dalam hal ini, penggunaan sudut pandang orang kedua dipilih untuk menarik paksa pembaca untuk merasakan secara langsung apa yang dilihat dan dirasakan sang tokoh (seperti halnya efek pada pemakaian sudut pandang orang pertama), namun sekaligus menjaga posisi narator tetap netral dan berada di luar cerita (seperti halnya pada sudut pandang orang ketiga). Itu yang membedakan sudut pandang orang kedua dari jenis sudut pandang lain, dan tidak bisa disejajarkan satu sama lain.

      Btw, secara keseluruhan, artikel ini tergolong informatif dan memperkaya pendapat, dan tentunya, memperkaya “sudut pandang.” 🙂

      Thanks for share!

    • Wah terimakasih sekali untuk apresiasinya. Ya seperti yang mas Leon katakan,
      “penggunaan sudut pandang orang kedua dipilih untuk menarik paksa pembaca untuk merasakan secara langsung apa yang dilihat dan dirasakan sang tokoh (seperti halnya efek pada pemakaian sudut pandang orang pertama), namun sekaligus menjaga posisi narator tetap netral dan berada di luar cerita (seperti halnya pada sudut pandang orang ketiga). Itu yang membedakan sudut pandang orang kedua dari jenis sudut pandang lain, dan tidak bisa disejajarkan satu sama lain.”

      Atas argumen ini saya setuju, menarik paksa, itulah mengapa akhirnya sudut pandang yang satu ini susah dipahami.

    • Wow, baca artikel ini plus penjelasan tambahan dari mas Leon jadi melek nih. makasih ya, eh sekalian izin save ya.. :3

  14. kok disini enggak ada sudut pandang orang kedua, bagi saya itu paling susah dimengerti?

  15. Bagus banget nih artikel. Terus berbagi ilmu ya k! Terutama bahasa Indonesia, susah-susah gampang. Thanks

  16. Kak , adik ak prnah bca cerpen di situ penulisny pakai “kau , kamu” dan adik ak tny d pengarang.y katany sudt pandang kedua it ada . . .

  17. Kalau ceritanya begini :
    Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Tommy ingin sekali memberi hadiah untuk Salma, tetapi ia tidak enak meminta uang kepada ibunya. Apalagi, ibunya hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Salma. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda diterangi bianglala di langit jingga. Diamnya ibu, pertanda tidak ada persediaan uang untuk membeli hadiah. Lagipula sejak ayahnya meninggal tiga tahun lalu, keluarga Tommy memang harus hidup hemat.
    “Ah, masa aku tak bisa memberi hadiah untuk Salma, temanku?” gumam Tommy seraya bangkit dari tempat pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Apa yang harus aku perbuat, uang gak ada, minta ibu ga mungkin? Kini, ia tersenyum menghiasi bibirnya dan berkata dalam hati,”Ah, sahabatku tercinta.”
    (diketik ulang dari Detik-detik UN Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2011/2012 untuk SMP/Mts)

    Bagaimana sudut pandang pengarangnya?
    Mohon dibalas secepatnya
    Terimakasih 🙂

  18. mbak ..
    kalo d buku saya ada
    1. orang ketiga pelaku utama
    2. orang ketiga serba tahu
    3. orang ketiga terbatas

    gimana tuh mbak ..
    aku bingung ,.
    bales yaa ..

    • @Udhma : wah terimakasih sekali buat apresiasinya 🙂
      POV orang ketiga pelaku utama itu ada. Biasanya penulis akan memakai subjek “Dia” atau langsung sebut nama yang menjadi tokoh utamanya, dan dikeseluruhan cerita, hanya kisah satu tokoh itu yang diceritakan. misalnya cerita-cerita fantasi seperti cinderella, memakai jenis ini. Seringkali sudut pandang ini condong ke jenis POV orang ketiga serba tahu. bedanya hanya pada tokoh yang diceritakan sepanjang cerita.

      Semoga membantu, saya usahakan untuk mencari referensi lain.

  19. Satirin abdillah

    Ya bagus sekali penjelasannya

  20. andi setiawan

    emang ada sudut pandang ke 2

  21. mmmh, maaf, tapi bukannya sudut pandang kedua itu adalah pembaca yah? kalo bukan, lantas, pembaca itu memerankan apa? sebagai apa? setahu gw soalnya, biasanya, pembaca merupakan pemain diluar cerita

  22. mbak iin, kalau orang pelaku sampingan ketiga itu sama saja dengan orang ketiga pelaku sampingan ya???

  23. mbak, kalo di suatu cerpen ada kalimat langsung sama g, itu gimana mb??
    Dikalimat langsung ada “Aku” yg bercerita..
    kalo kalimat g langsung kaya gini
    Edo terdiam. Ia teringat masa-masa yg teramat sulit ketika keluarganya tak punya uang.
    Gitu mb… tau g itu sudut pandangnya apa??? masih bingung….
    apa cma diliat kalimat g lgsungx aja???

    • Kalimat langsung pada cerita biasanya berupa dialog atau monolog dari tokoh, tidak mempengaruhi jenis sudut pandangnya.
      Kalo pada kalimat ini : Edo terdiam. Ia teringat masa-masa yg teramat sulit ketika keluarganya tak punya uang. perhatikan kalimat Ia teringat masa-masa… disini berarti sudut pandang pelaku mengetahui unsur non-fisik dalam cerita tersebut, maka jenisnya adalah orang ketiga diluar cerita serba tahu.

  24. Kalau sudut pandang ketiga pengamat bagaimana ya mbak ?

    • Kalo disebut pengamat, berarti ia tidak berperan dalam cerita. Sama dengan sudut pandang orang ketiga diluar cerita serba tahu.
      Semoga membantu.

  25. saya masih bingung…….tentang sudut pandang orang ketiga luar cerita. tlg bantu penjelasannya ya……….tq

    • Seperti yang saya tulis di atas, jika anda memakai sudut pandang ini, anda seperti bercerita tentang orang lain dan kehidupannya tanpa melibatkan peran anda di dalamnya.

  26. abu zulfa herdi

    makasih mba ilmunya, mudah-mudahan Alloh swt tambahkan ilmu sampean.saya copy ya????

  27. ka mw tanya apakah ada sudut pandang orang ketiga pelaku sampingan???

    • Sebelumnya makasih mau berkunjung 🙂
      Sudut pandang orang ketiga tidak dapat di masukan ke dalam penokohan cerita karena sebagaimana posisinya, orang ketiga berada di luar cerita. Jadi tidak dapat dijadikan pelaku walaupun cuma pelaku sampingan. Jadi sudut pandang tersebut tidak ada.
      Terimakasih apresiasinya 🙂

  28. sebenarnya sudut pandang kedua dalam cerita ada, tetapi jarang digunakan karena akan memusingkan si pembaca.
    hehehehhe

    • Semua orang punya argumen, ada memang yg mengemukakan adanya sudut pandang kedua, tapi menurut saya tidak ada. Dalam soal bahasa Indonesia baik tinggak SD,SMP, SMA/K, bahkan di Perguruan Tinggi, saya belum pernah dapat soal yang berkaitan dengan sudut pandang kedua soalnya. Dan rasanya memang tidak mungkin. Itu argumen saya. Terimakasih mau berkunjung 🙂

    • gak lllllllucu la serius napa

      sorry

Komentar untuk penulis